Dalam setiap bisnis, besar atau kecil, risiko selalu ada. Risiko dapat berupa ancaman yang dapat mengganggu operasional, keuangan, atau reputasi perusahaan. Oleh karena itu, strategi pengelolaan risiko yang efektif sangat penting untuk keberhasilan dan keberlanjutan bisnis. Kemampuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan memitigasi risiko akan menentukan kemampuan perusahaan untuk bertahan dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang dinamis.
Pengelolaan risiko merupakan proses yang berkelanjutan dan iteratif. Dengan mengidentifikasi, menganalisis, dan memitigasi risiko secara efektif, bisnis dapat meningkatkan ketahanan, mengurangi kerugian, dan meningkatkan peluang keberhasilan yang berkelanjutan. Membangun budaya kesadaran risiko di seluruh organisasi juga sangat penting untuk keberhasilan strategi pengelolaan risiko.
Menyadari potensi dan tantangan ini, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kasih Bangsa mengadakan Webinar dengan Judul Strategi Mengelola Resiko Bisnis yang diselenggarakan pada Kamis, 27 Februari 2025 melalui platform Zoom.
Webinar ini terbuka untuk umum, terutama bagi mahasiswa, pelajar, para pelaku bisnis yang pasti akan menghadapi resiko bisnisnya dengan mengikuuti seminar ini akan bermanfaat untuk meminimalisir resiko yang terjadi di binis,
Ngadi Permana, S.E., S.T., M.M. selaku Keynote Speaker membuka webinar ini dengan penuh semangat. Bapak Ngadi mengatakan pentingnya manajemen risiko dalam dunia bisnis. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kondisi ekonomi di Indenesia saat ini cukup menantang, seperti turunnya daya beli, buruh pablik melalukan PHK. Kenapa itu di sebut resiko bisnis? Karena dalam konsep manajemen resiko, resiko terkait dengan kerugian akibat kesalahan pengambilan keputusan bisnis.
Dalam suatu bisnis tidak ada yang bisa di prediksi dengan pasti, akan tetapi konsep manajemen resiko kita harus tetap melakukan mitigasi secara tepat untuk meminimalisir resiko bisnis. Setiap bisnis, baik yang baru berdiri maupun yang sudah berkembang, pasti menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha. Oleh karena itu, pemahaman mengenai strategi mitigasi risiko menjadi kunci bagi para pelaku usaha untuk bertahan dan berkembang.
Selain Bapak Ngadi Permana terdapat satu narasumber yang berpengalaman yaitu Ibu Restu Millangningtyas SE., MM., ACCAI seorang pengusaha, dosen, SPI dan pendamping PPH. Saat ini beliau juga sedang menempuh pendidikan S3 di Universitas Negeri Malang (Semester 5). Beliau banyak mendapatkan sertifikasi dalam bidang UMKM, dan bidang-bidang lainnya. Beliau berpengalaman menjadi Presenter dan Juri serta beliau sudah mempunyai banyak publikasi Jurnal.
ibu Restu menyampaikan bahwa Di tengah lanskap bisnis yang dinamis dan penuh ketidakpastian, kemampuan sebuah organisasi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola potensi risiko bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan strategis. Bayangkan sebuah kapal yang berlayar di lautan luas. Tanpa peta yang akurat, kompas yang berfungsi, dan kru yang terlatih untuk menghadapi badai, pelayarannya akan penuh bahaya dan kemungkinan besar tidak akan mencapai tujuannya. Begitu pula dengan bisnis.
Mitigasi risiko bisnis adalah kompas dan peta bagi organisasi. Proses ini dimulai dengan identifikasi risiko, sebuah langkah krusial untuk mengenali berbagai ancaman yang mungkin menghadang. Risiko ini bisa datang dari mana saja: fluktuasi pasar, perubahan regulasi pemerintah, gangguan rantai pasok, persaingan yang semakin ketat, bencana alam, hingga risiko operasional internal seperti kegagalan sistem atau kesalahan manusia. Ibarat mendeteksi potensi karang di bawah permukaan laut, identifikasi risiko memerlukan kejelian, analisis data yang mendalam, dan pemahaman yang komprehensif tentang seluruh aspek bisnis.
Setelah risiko teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah analisis dan evaluasi risiko. Di tahap ini, setiap risiko diukur berdasarkan kemungkinan terjadinya dan dampak yang ditimbulkan jika risiko tersebut benar-benar terjadi. Beberapa risiko mungkin memiliki kemungkinan rendah namun dampak yang sangat besar (seperti bencana alam), sementara risiko lain mungkin lebih sering terjadi namun dampaknya relatif kecil (seperti keterlambatan kecil dalam pengiriman). Proses evaluasi ini membantu organisasi untuk memprioritaskan risiko mana yang paling mendesak untuk ditangani. Ini seperti menentukan seberapa besar dan seberapa dekat karang tersebut dengan jalur kapal.
Inti dari mitigasi risiko adalah pengembangan dan implementasi strategi mitigasi. Setelah risiko diprioritaskan, organisasi merancang tindakan-tindakan spesifik untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko atau meminimalkan dampaknya jika risiko tersebut tidak dapat dihindari. Strategi ini bisa beragam, mulai dari penghindaran risiko (menghindari aktivitas yang berpotensi menimbulkan risiko), pengurangan risiko (mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kemungkinan atau dampak risiko), transfer risiko (mengalihkan sebagian risiko ke pihak lain, contohnya melalui asuransi), hingga penerimaan risiko (menerima risiko karena biaya mitigasinya lebih besar daripada potensi kerugiannya). Ini seperti memutuskan apakah akan mengubah jalur pelayaran, memperkuat lambung kapal, membeli asuransi, atau menerima kemungkinan adanya goresan kecil.
Namun, mitigasi risiko bukanlah sebuah proses statis yang selesai setelah strategi diimplementasikan. Lingkungan bisnis terus berubah, risiko-risiko baru muncul, dan efektivitas strategi yang ada perlu dievaluasi secara berkala. Oleh karena itu, pemantauan dan peninjauan risiko adalah langkah penting yang berkelanjutan. Organisasi perlu terus memantau indikator-indikator risiko, mengevaluasi efektivitas tindakan mitigasi, dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Ini seperti terus memantau kondisi cuaca dan kinerja kapal selama pelayaran.
Mitigasi risiko yang efektif bukan hanya tentang menghindari kerugian, tetapi juga tentang menciptakan ketahanan bisnis dan keunggulan kompetitif. Dengan memahami dan mengelola risiko dengan baik, organisasi dapat mengambil keputusan yang lebih tepat, mengalokasikan sumber daya secara efisien, meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan, dan pada akhirnya mencapai tujuan bisnisnya dengan lebih aman dan berkelanjutan.
Sebagai penutup, inu restu menyampaikan Kesimpulan bahwa mitigasi risiko adalah perjalanan yang berkelanjutan, membutuhkan komitmen dari seluruh elemen organisasi. Ini adalah investasi strategis yang melindungi masa depan bisnis dan membukakan jalan menuju pertumbuhan yang lebih stabil dan terukur. Layaknya seorang nahkoda yang bertanggung jawab atas keselamatan seluruh awak dan kapalnya, setiap pemimpin bisnis memiliki peran penting dalam menanamkan budaya sadar risiko dan memastikan bahwa organisasi mereka siap menghadapi badai apapun yang mungkin menerjang